MEMUTUS RANTAI PENULARAN PENYAKIT KAKI GAJAH DENGAN BELKAGA

  • Nov 04, 2018
  • gusshodri

PLOSOREJO – Memperingati bulan Eliminasi Penyakit Kaki Gajah (BELKAGA) yang jatuh pada bulan November ini,  Puskesmas Pucakwangi bersama Pemerintah Desa Plosorejo Kamis, (18/10/2018) mengadakan kegiatan Rapat Koordinasi Bulan Eliminasi Kaki Gajah (BELKAGA) Dalam Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis. Bertempat di aula balai desa Plosorejo kegiatan yang dimulai pukul 09.00 WIB tersebut di hadiri oleh Petugas kesehatan dari puskesmas Pucakwangi, Kepala desa Plosorejo beserta jajaran perangkat desa serta kader-kader Posyandu se-desa Plosorejo. Bulan Eliminasi Penyakit Kaki Gajah (BELKAGA) sendiri merupakan langkah ekselerasi memutus mata rantai penularan penyakit kaki gajah  dimana setiap penduduk yang tinggal di kabupaten/kota endemis penyakit kaki gajah di seluruh wilayah Indonesia secara serentak minum obat pencegahan penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria tersebut. Selain juga upaya pencegahan serta membatasi kecacatan dengan melaksanakan program penata laksanaan pederita penyakit kakai gajah. Dalam paparannya Bpk. Dr. H. Totok, S.Kep selaku petugas pelaksana Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Puskesmas Pucakwangi II menyatakan bahwa Pada tahun 2020 diharapkan tercapai eliminasi penyakit kaki gajah di Indonesia dengan serentak melaksanakan pemberian obat pencegahan massal setiap bulan oktober selama 5 tahun berturut-turut. “Kader kesehatan kususnya ditingkat desa diharapkan menjadi tokoh kunci dalam menggerakkan masyarakat dalam BELKAGA baik dengan membanguan kesadaran masyarakat dengan memberikan penyuluhan tentang pengetahuan penyakit kaki gajah maupun dalam pelaksanaan pemberian obat pencegahan massal. Tanpa pengabdian dan dedikasi kader kesehatan kususnya di tingkat desa Indonesia tidak akan pernah lepas dari penyakit kaki gajah.” terang Totok. Penyakit Kaki Gajah (Filariasis) adalah penyakit infeksi yang bersifat menahun. Penyakit ini disebab­kan cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Cacing itu berada di saluran getah bening, terutama di daerah pangkal paha dan ketiak serta saluran getah bening besar lainnya. Saluran getah bening tersebut dapat mengalami kerusakan dan timbul peradangan. Cacing itu sendiri berukuran sangat kecil, menyerupai benang. Di Indonesia penyakit kaki gajah disebabkan oleh tiga spesies cacing yakni Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Penyakit ini ditularkan dari seseorang yang dalam darahnya terdapat anak cacing filaria (mikrofilaria) kepada orang lain melalui gigitan nyamuk. Semua jenis nyamuk bisa menularkan Kaki Gajah seperti nyamuk rumah, nyamuk got, nyamuk hutan, nyamuk rawa-rawa dan nyamuk sawah. Pada tahap awal, penderita penyakit Kaki Gajah akan mengalami gejala demam dan peradangan saluran getah bening. Terjadi bengkak pada lipatan paha atau ketiak disertai rasa panas dan nyeri. Pada tahap kronis, terjadi pembesaran pada bagian-bagian tubuh seperti tangan, kaki, bahkan payudara dan buah zakar yang diakibatkan oleh kerusakan saluran getah bening. Pembesaran ini dapat terus berlanjut dan menimbulkan cacat seumur hidup. Di sisi lain, banyak penderita penyakit Kaki Gajah yang tidak menunjuk­kan gejala sama sekali. (shodri/Red).